Bang As berobat ke Rumah sakit Fuda Guang Zhou awal Oktober 2010. Sehari sebelum keberangkatannya, aku menangis, meminta ia berjanji untuk kembali ke Jakarta.
Bang As didiagnosa menderita kanker paru – paru di akhir tahun 2009. Beliau menjalani operasi di RS Dharmais Desember tahun 2009. Ketika Bang As ke Singapura untuk Medical Check Up awal Oktober 2010, ditemukan kankernya telah menyebar ke hati dan otak. Ia kembali ke Jakarta dan segera dirawat di RS Gading Pluit hingga menjelang keberangkatannya berobat ke Guang Zhou. Pertimbangan ke Guang Zhou, rumah sakitnya memiliki terapi yang dapat ampuh menyembuhkan kanker stadium akhir. Sayangnya sesampai di Guang Zhou, ditemukan bahwa paru paru Bang As infeksi dan tergenang air lagi. Jadi tidak ada tindakan yang dapat diambil untuk menangani kankernya.
Selama perawatan spirit Bang As tetap tinggi, beliau semangat dan mampu berkomunikasi dengan baik. Namun pada tanggal 22 Oktober 2010, kondisinya turun. Bang Asmara menjalani operasi tanggal 25 Oktober 2010 untuk membuka jalur pernapasannya. Paska operasi kondisi Bang As makin menurun. Dokter hanya memberikan keterangan bahwa harapannya sangat kecil. Pada tanggal 28 Oktober 2020 ia menghembuskan nafas terakhir.
Kini, senyum Bang As menjadi doaku setiap hari. Berharap beliau, yang telah aku anggap bapakku diberikan pemulihan dan ampunan. Aku dengan caraku akan membantumu bapak, karena aku sayang sama bapak.
Penulis: Inggrid Silitonga (Mantan Direktur Lembaga Kajian Demokrasi dan Hak Asasi (Demos)), disarikan dari tulisan di blog Tunjuk Satu Bintangku
Prayer
Allah Pengasih dan Penyayang, kami sungguh bersyukur pada Mu, karena dalam kembara hidup ini Engkau pernah hadirkan sosok seorang kakak Bang As yang telah mengisi nadi perjuangan kami adik-adiknya dengan kasih tak berkesudahan, dengan empati menembus batas, dengan keberpihakan bagi mereka yang tertindas, kecil dan lemah. Nilai-nilai perjuangan ini yang telah membingkai hidup kami untuk terus melihat sesama sebagai citra Allah. Terima kasih Tuhan atas keteladanan hidup yang telah diajarkan oleh kakak kami Bang As, biarlah segala kebaikannya menyertainya dalam keabadian. Kami punya keyakinan satu saat kelak kami akan berjumpa di Yerusalem Baru. Amin.
(Sofie Malela, Alfa Omega, Kupang)
Dalam memperingati 10 tahun wafatnya Bpk Asmara Nababan saya berdoa untuk beliau dengan rasa terimakasih yang dalam atas semua perjuangannya untuk kemanusiaan. Semoga arwah beliau selalu tenang dan damai disisi Tuhan. Ibu Magda sendiri mengikuti jejak beliau dengan mengerahkan tenaga dan pikiran demi kemanusiaan. Terimakasih Bapak Asmara Nababan dan juga Ibu Magda.
(Ibu Utati, penyintas 65)
Doa ku hari ini kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang, Pencipta Kehidupan ini.
Kami bersyukur bahwa Engkau masih menyertai kami dan memberikan kesehatan kepada kami yg masih terlindung dari Pandemik yg menyerang seantero dunia termasuk Indonesia.
Juga Tuhan ditengah-tengah kesulitan hidup yang menerpa masyarakat banyak Engkau masih menolong bangsa Indonesia untuk survive, dan juga di tengah kehidupan politik masa kini yang menguji keimanan kami, kami teringat akan kawan kami Bung As yg pernah berjuang untuk semangat nya ketika ia masih hidup untuk melawan tumbuh nya korupsi di negara kami dan juga untuk menegakkan hak asasi manusia di tengah kehidupan politik dan ekonomi dan keamanan.
Engkau Tuhan telah menghadirkan sosok Asmara yang berjuang dengan gigih tanpa mengenal lelah Terima kasih Tuhan.
Sekarang menjadi tugas generasi ini untuk terus menggelorakan Anti Korupsi dan Penegakkan Hak Asasi Manusia agar masyarakat kami semakin sehat cara berpikir bertindak sesuai dengan Hukum- hukum Mu agar masyarakat dan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang kuat dan bermartabat.
Dan bimbing lah kami selalu untuk tercipta masyarakat yang adil dan makmur sesuai kehendak Mu
Kami berdoa juga untuk acara Peringatan Hari Sumpah Pemuda dan sekaligus memperingati 10 tahun wafatnya Bung As. Kiranya acara ini akan berlangsung dengan sukses dan membawa berkat bagi kami semua.
Tak lupa saya berdoa bagi Magdalena dan keluarga Bung As untuk kesehatan dan kekuatan untuk menjalankan tugas- tugas melayani masyarakat dan bangsa.
Kepada Mu kami serahkan segala sesuatunya dalam Tangan Kasih Mu.
Mohon ampun atas segala dosa yang kami lakukan
Di dalam Kristus Yesus kami berdoa dan mengucap syukur. Amin
(Remy Leimena dari Sydney, Australia)
Bu Magda ytc, pada 10 tahun meninggalnya bapak, saya turut berdoa semoga beliau mendapat tempat mulia dari Tuhan. Aamiin. Saya turut berdoa semoga Pak Asmara Nababan dilapangkan kuburnya dan mendapat tempat mulia dari Tuhan. Aamiin
(Ibu Nani Nurani, penyintas 65)
TUHAN adalah gembalaku takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku Ia menuntunaku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. … Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.
Kutipan Alkitab
Lagu ini merupakan doa buat Bang As, dan ia merupakan salah satu lagu favorit Bang As. Berikut terjemahan dalam bahasa Indonesia, kemudian diikuti dengan teks dalam Bahasa Batak.
Lebih tinggi dari bintang yang memancarkan sinar untukmu. Tenang dan senanglah hatimu disana. Tiada lagi duka dan derita yang menimpamu. Tiada lagi duka dan derita yang menimpamu. Lebih tinggi lagi dari bintang, segala yang tersembunyi akan terlihat. Apa yang kau harapkan kini tercapai, sukacitamu akan meluap-luap, sukacitamu akan meluap-luap
Lebih tinggi dari bintang; tidak akan ada lagi musuh yang menyerang engkau. Sampai kepadamulah kemenangan. Bersukacitalah engkau, bersukacitalah engkau.
Lebih tinggi dari bintang, malaikat akan menjemput engkau. Akan dinyanyikannya engkau, karena kemenangan dari penderitaan yang berat, dari penderitaan yang berat.
Lobi timbona dope sian bintang; Do manondangi panondang di ho Sabam disi ma roham jala sonang; Arsak ni roha ndang dais be tu ho, Arsak ni roha ndang dais be tu ho
Lobi timbona dope sian bintang; Gabe torang ma sude na buni Na hinirimmu nuaeng gabe jumpang; Las ni roham ndang mansohot disi, Las ni roham ndang mansohot disi
Lobi timbona dope sian bintang; Ndang hahuaon ni musu be ho; Sahat tu ho ma disi hamonangan; Marolopolop tongtong nama ho, Marolopolop tongtong nama ho
Lobi timbona dope sian bintang; Surusuruan na manomu ho; Endehononna ma ho, ala monang; Sian sitaonon na porsuk ho ro, San sitanonon na porsuk ho ro.
Dikutip dari Buku Ende
Tuhan yang maha baik, Khalik semesta- di tengah begitu banyak kekacauan di Indonesia di masa pandemi ini, di mana para elit nampaknya lebih asyik bermain untuk mempertahankan atau meluaskan kekuasaannya daripada mengelola rakyat Indonesia agar dapat selamat melalui masa pandemi ini, maka saya memohon agar Engkau berkenan untuk mengetuk hati mereka dan mengingat tugas mereka sebagai aktor negara ke rakyatnya. Satukan kepentingan mereka yang terpecah-pecah, bantu agar mereka memiliki kebijaksanaan dan hati nurani sehingga sanggup dengan kompeten menghasilkan kebijakan koheren yang mengedepankan kesejahteraan rakyat di masa yang sulit ini. (Amin)
~ Anomim